Thursday, December 4, 2008

DAMAI

Semoga Allah Swt yang menguasai setiap kejadian mengolongkan kita menjadi orang yang menguasai setiap kejadian yang kita alami dan mengolongkan kita menjadi orang yang bisa mengendalikan diri, karena musuh terbesar yang harus kita waspadai sebenarnya adalah diri kita sendiri. Syariatnya, kita tidak celaka kecuali oleh diri kita sendiri. Tentunya diharapkan kita mampu untuk merenung, tentunya ada hikmah di balik semua masalah ataupun berbagai ujian hidup yang sedang kita hadapi.
Kebencian kepada seeorang atau suatu kejadian yang tidak menyenangkan kadang-kadang justru membuat kita tidak bisa mengendalikan diri yang akhirnya membuat kita rugi.
Sebagai contoh, ketika kita dipukul oleh lawan sesungguhnya kita tidak akan rugi, kalau kita dalam keadaan niat yang benar yaitu ketika kita dengan sengaja didzholimi seseorang dan kita berusaha untuk mempertahankan diri dan kejadian tersebut terkadang justru dapat mengugurkan dosa-dosa kita. Begitu juga ketika kita menghantam musuh dengan niat untuk mempertahankan diri misalnya, Insya Allah kita akan mendapat pahala. Akan tetapi, sesudah dia terpelanting, tengkurap, kemudian kita ambil batu untuk memukulnya agar lebih puas, tentu sudah lain ceritanya.
Saudaraku, Allah memang sudah menciptakan setan itu menjadi musuh kita yang menjerumuskan kita lewat hawa nafsu. Kalau kita tidak hati-hati, maka setanlah yang akan menjadi penuntun kita. Kalau diumumkan nafsu itu seperti kuda dan setan itu pelatihnya, maka kalau kuda itu nurut kepada kita bukan kepada setan, maka Insya Allah kita bisa lebih cepat mencapai tujuan dan energi pun lebih efesien.
Tapi kalau kuda (nafsu) ini tidak dikendalikan, maka akan seperti rodeo, terombang-ambing, terinjak, dan akhirnya terpelanting. Begitulah orang-orang yang tidak berhasil mengendalikan dirinya. Dia akan hancur gara-gara hawa nafsunya, kemuliannya jatuh hanya karena nafsu yang tidak terkendali. Kadang kita sibuk mencari uang, sibuk bisnis, sibuk belajar, dan lain sebagainya. Padahal, ada sesuatu yang luar biasa harus kita perhatikan, yaitu kesungguhan mengendalikan hawa nafsu kita. Apalagi kalau kita menyaksikan bangsa ini, tensi rakyat kian hari kian meningkat dimana-mana banyak terjadi keributan, kekacauan, dan masalah-maslah lain yang mengakibatkan bangsa ini semakin terpuruk. Makanya marilah kita sama-sama untuk mengembalikan bangsa ini menjadi bangsa yang bermartabat, yaitu bangsa yang dapat menjadi suritauladan bagi bangsayanglain.

Kita tidak habis pikir kenapa bangsa ini senangnya berantem dan berantem, padahal jika bangsa ini tidak pada berantem tentunya akan terwuud ketentraman, kemakmuran, kebahagiaan akan kita rasakan semuanya. Makanya tidak heran citra bangsa ini dimata dunia Internasional kurang baik. Oleh sebab itu satau-satunya upaya untuk mengembalikan citra bangsa ini kearah yang lebih baik adalah upayakan agar diantara kita saling mewujudkan rasa damai, saling memperhatikan, dan selalu berbuat yang terbaik berawal dari diri masing-masing. Semoga kita menjadi manusia yang senantiasa mampuh mengendalikan diri dari sesuatu yang akan membuat diri kita nista dan celaka. Wallahu a'lam bish shawab